Tanaman Liar "Kelubut": Senjata Baru Melawan Superbug di Rumah Sakit?
Penulis: Ade Ismail Ramadhan Hamid
 
                    
                umkt.ac.id, Samarinda - Infeksi di rumah sakit, terutama yang terkait kateter (CAUTI), adalah masalah serius. Biang keladinya adalah biofilm, lapisan lendir tebal yang dibentuk oleh bakteri bandel di permukaan alat medis, membuat mereka kebal terhadap hampir semua obat. Ini ibarat benteng pertahanan super kuat.
Tapi, kabar baik datang dari alam: Kelubut (Passiflora foetida L.), tanaman yang selama ini sering dianggap gulma, ternyata menyimpan kekuatan tersembunyi.
Berikut 5 temuan mengejutkan yang dirangkum menjadi 3 poin utama:
1. Gudang Senyawa Ampuh yang Hampir Setara Obat Modern
Di balik tampilannya yang sederhana, daun Kelubut adalah pabrik kimia alami. Tanaman ini kaya akan senyawa seperti Flavonoid dan Alkaloid yang dikenal sangat jago melawan bakteri.
Dalam uji lab, ekstrak Kelubut diadu dengan antibiotik standar (ciprofloxacin) melawan bakteri E. coli. Hasilnya sungguh mencengangkan: daya hambat Kelubut (80,43%) hampir menyamai antibiotik modern (82,00%). Ini membuktikan bahwa tanaman liar ini adalah kandidat kuat untuk alternatif antibakteri di tengah meningkatnya ancaman resistensi obat.
2. Teknologi Nano untuk Menghancurkan 'Benteng' Biofilm
Tantangan terbesar adalah menembus lapisan biofilm yang super tebal. Para peneliti pun menggabungkan kekuatan alam dan teknologi canggih. Mereka membuat ekstrak Kelubut menjadi "nano spray"—partikel super kecil yang dibungkus polimer aman. Partikel nano ini bertindak seperti kurir mini yang mampu menembus lapisan pertahanan biofilm.
Bukti visual melalui mikroskop menunjukkan keberhasilan ini: nano spray Kelubut tidak hanya membunuh sel bakteri, tetapi juga berhasil merusak struktur biofilm. Ini seolah-olah menghancurkan benteng pertahanan bakteri dari dalam ke luar.
3. Waktu Adalah Kunci
Penelitian ini juga menegaskan satu hal: intervensi dini itu krusial. Nano spray Kelubut bekerja paling efektif pada biofilm yang masih muda atau baru terbentuk (fase 24 jam) dengan daya hambat 77,74%. Semakin lama biofilm dibiarkan matang, semakin tebal dan sulit ditembus, sehingga efektivitasnya pun sedikit menurun.
Kesimpulan:
Penelitian ini menunjukkan harapan besar. Dengan menggabungkan potensi alam dari Kelubut dan teknologi nano, kita mungkin telah menemukan solusi ampuh untuk menghadapi superbug yang sulit dikalahkan. Siapa sangka, jawaban atas tantangan medis global bisa jadi tersembunyi di tanaman liar di sekitar kita.
Penulis: Dr. Hasyrul Hamzah, M.Sc - Dosen Program Studi S1 Farmasi, UMKT
Sumber: https://e-journal.usd.ac.id/index.php/JFSK/article/view/8198
