Webinar Nasional Bertajuk Revolusi AI dalam Farmasi, Ketiga Pemateri Kompak Sampaikan Peluang Positif di Balik Perkembangan AI

 Diposting pada: Monday, 28/07/2025, 15:25 WITA
 Penulis: Erfan Abdissalam
Sejalan dengan TPB nomor:
SDGs 3 SDGs 4 SDGs 9
Webinar Nasional Bertajuk Revolusi AI dalam Farmasi, Ketiga Pemateri Kompak Sampaikan Peluang Positif di Balik Perkembangan AI

SAMARINDA - Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (FF UMKT) sukses menyelenggarakan agenda Webinar Nasional Kefarmasian yang mengusung tema "Revolusi AI dalam Farmasi: dari Riset Obat hingga Pelayanan Kesehatan Presisi". Kegiatan yang berlangsung secara virtual melalui platform Zoom Meetings tersebut terlaksana pada hari Senin (28/07/2025).

Dr. apt. Dwi Lestari, S.Farm., M.Si. selaku Dekan Fakultas Farmasi UMKT menyampaikan dalam sambutannya bahwa Artificial Intelligence (AI) pada satu sisi merupakan tantangan perkembangan teknologi informasi yang harus kita hadapi. Webinar nasional yang mengangkat tema terkait AI dalam dunia kefarmasian ini adalah dalam rangka mengedukasi dan membuka kaca mata kita semua untuk dapat melihat secara lebih luas dan melalui perspektif positif. Oleh karenanya, ketiga narasumber yang dihadirkan merupakan para akademisi yang bergelut di bidang farmakoinformatika.

Webinar diawali dengan materi pertama yang disampaikan oleh Dr. apt. Muhammad Thesa Ghozali, M.Sc. Beliau merupakan dosen pada Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Dosen yang berhasil meraih peringkat #42 peneliti global pada kategori patient education tersebut menyampaikan topik berjudul "Kecerdasan Buatan dalam Edukasi Pasien: Pemanfaatan AI dalam Meningkatkan Literasi dan Kepatuhan Pasien di Era Farmasi Digital". Beliau menuturkan, bahwa perkembangan teknologi informasi berlangsung sangat cepat hingga saat ini, termasuk hadirnya AI yang pada dasarnya bukan hal baru di dunia IT. Meskipun terkesan "nyaris berbahaya" bagi awam, AI merupakan sesuatu yang pada awalnya kosong, lalu dicerdaskan seiring dengan industrial & social revolution. AI memang berpotensi menggerus critical thinking, namun data yang berasal darinya tetaplah harus divalidasi. "Pesan saya untuk semuanya adalah perbanyak aktivitas edukatif-positif melalui media sosial, sehingga itu semua akan menjadi asupan nutrisi bagi AI." jelas dosen yang sering disapa "Pak Bimo" tersebut.

Sesi materi kedua disampaikan oleh Dr.Sci. apt. Rohmad Yudi Utomo, M.Sc. yang merupakan seorang dosen dan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam materi bertema "Penggunaan AI dalam Riset Penemuan dan Pengembangan Obat", beliau menekankan pentingnya pemanfaatan AI dalam konteks positif, seperti sebagai tools yang sangat membantu ilmuwan farmasi dalam penemuan dan pengembangan sediaan farmasi. "Kita berhadapan dengan teka-teki perkembangan masalah penyakit baik lokal maupun global. Kehadiran AI seharusnya dapat sangat membantu percepatan penemuan dan pengembangan senyawa obat untuk menjawab berbagai tantangan kesehatan." papar beliau.

Materi terakhir dibawakan oleh apt. Sinta Ratna Dewi, M.Si. yang merupakan dosen Program Studi S1 Farmasi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT). Dosen yang saat ini sedang menempuh studi doktoral di Universitas Andalas tersebut menyampaikan materi dengan topik "Implementasi Telefarmasi di Pelayanan Kefarmasian Komunitas". "Digitalisasi secara langsung mengharuskan kita untuk turut serta aktif mengikuti perkembangan yang ada, di antaranya melalui pelayanan telefarmasi kepada masyarakat. Mengingat begitu banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang menjalani pengobatannya, apoteker seharusnya dapat berperan secara lebih efisien seiring perkembangan teknologi informasi." jelas apt. Sinta Ratna Dewi, M.Si.

Ketiga pemateri tersebut secara kompak menyatakan bahwa kehadiran dan perkembangan AI bukan merupakan sebuah ancaman, melainkan peluang para profesional apoteker untuk semakin menunjukkan kompetensinya di tengah-tengah masyarakat, yakni melalui pemanfaatan AI sebagai tools, bukan serta-merta menggantikan peran profesi apoteker.

Rangkaian acara webinar nasional kefarmasian kemudian dilanjutkan dengan sesi presentasi oral secara paralel setelah pelaksanaan ishoma. Agenda ini dilangsungkan dalam rangka memberikan kesempatan bagi para peneliti untuk melakukan diseminasi temuannya, sekaligus untuk memfasilitasi para calon lulusan Program Studi S1 Farmasi UMKT setelah menyelesaikan penelitian skripsi.

Berita lainnya