Menuju Farmasi Unggul, Prodi S1 Farmasi UMKT Melaksanakan Workshop Peninjauan Kurikulum Dihadiri Ketua APTFI

 Diposting pada: Tuesday, 07/05/2024, 11:12 WITA
 Penulis: Erfan Abdissalam
Sejalan dengan TPB nomor:
SDGs 4
Menuju Farmasi Unggul, Prodi S1 Farmasi UMKT Melaksanakan Workshop Peninjauan Kurikulum Dihadiri Ketua APTFI

SAMARINDA- Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur melaksanakan kegiatan peninjauan kurikulum pada Senin (6/5/2024) bertempat di Ruang Rapat Gedung G (Jend. Sudirman) UMKT. Kegiatan tersebut menghadirkan Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, M.Si. yang saat ini menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) dan dihadiri oleh seluruh Dosen di lingkungan Program Studi S1 Farmasi FF UMKT.

Kaprodi S1 Farmasi, apt. Ika Ayu Mentari, M.Farm. menyampaikan, "Kami mengundang Prof. Yandi untuk mengkaji kurikulum S1 Farmasi dan menentukan apakah kurikulum tersebut telah sesuai dengan kebutuhan atau belum, dikarenakan perlunya keselarasan dengan rencana pembukaan Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker." Beliau juga mengungkapkan syukur atas berjalannya kegiatan tersebut dengan lancar, serta banyaknya wawasan dan hal baru yang diajarkan oleh Prof. Yandi selaku narasumber dalam kegiatan tersebut.

"Saya berharap agar para mahasiswa S1 Farmasi UMKT ketika nanti melanjutkan studi ke jenjang profesi apoteker tidak lagi perlu adaptasi tertentu sebagai hasil dari keselarasan kurikulum di S1 dengan profesi. Tentu setelah ini akan ada beberapa hal yang kami tingkatkan untuk menjaga kualitas pendidikan kepada para mahasiswa." jelas apt. Ika Ayu Mentari, M.Farm.

Meskipun secara keseluruhan kurikulum S1 Farmasi UMKT sudah baik, namun Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, M.Si. mengemukakan bahwa masih terdapat poin-poin yang perlu disesuaikan dengan tuntutan profesi kefarmasian dan diintegrasikan dengan jenjang profesi apoteker. "Secara umum sudah sangat baik, hanya saja masih ada beberapa poin yang perlu penyesuaian dan integrasi baik dengan tuntutan profesi maupun jenjang lanjutannya pada profesi apoteker. Saya yakin hal ini dapat disempurnakan." tutur Prof. Yandi.

Berita lainnya