Kuliah Umum Prodi Hubungan Internasional Tema: Local Conflict Transformation and Reconciliations in Indonesia

 Diposting pada: Friday, 19/09/2025, 12:02 WITA
 Penulis: Nur Azisah Putri
Sejalan dengan TPB nomor:
SDGs 4
Kuliah Umum Prodi Hubungan Internasional  Tema: Local Conflict Transformation and Reconciliations in Indonesia

Program Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur pada Jumat, 15 Agustus 2025, sukses menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Local Conflict Transformation and Reconciliations in Indonesia”. Acara ini menghadirkan Idham Badruzaman, S.IP., M.A., Ph.D. sebagai narasumber utama.

Kuliah umum diawali dengan sambutan oleh Wakil Dekan Fakultas Ekonomi, Bisnis, dan Politik, Dr. Vera Anitra, S.IP., M.M. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen fakultas untuk memperkaya khazanah keilmuan mahasiswa, khususnya dalam memahami dinamika konflik lokal di Indonesia serta strategi transformasi menuju perdamaian yang berkelanjutan.

Dalam pemaparannya, Dr. Idham Badruzaman menyampaikan bahwa penyelesaian konflik lokal di Indonesia harus dilakukan melalui pendekatan transformasi yang menekankan keadilan sosial, pemberdayaan masyarakat, serta penguatan dialog antar kelompok. Ia juga menyoroti pentingnya rekonsiliasi yang tidak hanya bersifat formal, tetapi juga menyentuh dimensi kultural dan emosional masyarakat yang terdampak konflik.

Kuliah umum ini berlangsung interaktif dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Mahasiswa sangat antusias mengajukan pertanyaan, terutama terkait peran aktor masyarakat sipil, pemerintah daerah, serta organisasi internasional dalam menjaga perdamaian di wilayah yang rawan konflik.

Sebagai penutup rangkaian kegiatan, dilakukan prosesi penyerahan cenderamata oleh Program Studi Hubungan Internasional kepada narasumber sebagai bentuk apresiasi atas ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan.

Melalui kegiatan ini, Prodi Hubungan Internasional UMKT terus menegaskan perannya dalam membekali mahasiswa dengan wawasan kritis dan kontekstual, serta mendorong lahirnya generasi yang peduli terhadap upaya penyelesaian konflik dan pembangunan perdamaian, baik di tingkat lokal maupun global.

Berita lainnya