MAHASISWA TEKNIK GEOLOGI TANYA WALIKOTA SAMARINDA: KEGIATAN TANYA PEMUDA TANTANG PEMUDA
Penulis: Fajar Alam
Maju Bareng Samarinda adalah komunitas yang menurut laman IG-nya (@majubareng.smd), '... wadah bagi anak muda Samarinda untuk berbagi ide, berdiskusi, dan menyuarakan aspirasi demi perubahan yang lebih baik". Maju Bareng Samarinda pada Sabtu (13/10/24) menggelar kegiatan bertajuk "Tanya Pemuda Tantang Pemuda" yang dilaksanakan di Dacoffee yang beralamat di Samarinda Seberang, Kota Samarinda, pukul 21.00 WITA.
Para pemuda yang berhimpun, mencapai 50-an peserta, yang beberapa di antaranya berkesempatan bertanya dengan walikota Samarinda, Dr. Andi Harun. Satu dari sekian pemuda yang sempat bertanya adalah Gilang Rambu Rahmadian, mahasiswa Teknik Geologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (T. Geologi FST UMKT), Gilang membuka pertanyaannya dengan memperbincangkan banjir Kota Samarinda. Banjir di Kota Samarinda dianggap sebagai hal yang tidak terselesaikan semenjak dahulu. Beberapa literatur menjelaskan tata letak Kota Samarinda, yang inti pusat perkembangan Kota Samarinda yang ada pada kedua sisi Sungai Mahakam, hendaknya dibuat menyerupai Amsterdam. Gagasannya adalah segi letak kota samarinda, yang pusat intinya Kota Samarinda adalah dataran banjir dan Kota Samarinda memiliki banyak anak sungai. Gilang kemudian bertanya, perihal bagaimana gorong-gorong di samarinda dapat menampung debit atau volume air, sementara secara pengamatan langsung, gorong-gorong yang ada tampak tidak memadai untuk menampung debit air ketika hujan.
Andi Harun menanggapi hal tersebut, dengan menjelaskan bahwa hal tersebut sudah diproyeksi dengan matang. Walaupun gorong-gorongnya terlihat kecil namun aliran air tidak akan terganggu jika tidak ada sumbatan. Selain itu, untuk masalah tata letak kota yang seperti Kota Amsterdam itu sangat sulit tercipta di Kota Samarinda. Ada faktor biaya yang mahal, dan juga Kota Samarinda itu sendiri adalah kota yang bukan berada di dekat laut, dan itu akan membuat sulit untuk merealisasikan hal tersebut.
Terdapat juga mahasiswa Ilmu UMKT, Aidil, yang menanyakan filosofi Teras Samarinda. Andi Harun menjelaskan, bahwa selama ini warga Kota Samarinda menganggap bahwasannya sungai ini adalah hal yang tidak terlalu penting dalam kehidupan. Sungai Mahakam juga dulu sering kita belakangi dan selalu menjadi tempat untuk masyarakat melakukan aktivitas negatif (membuang sampah, aktifitas terkait mandi, cuci hingga kakus tempat buang hajat). Oleh karena itu dari itu mencontoh dari Thailand, sungai di Kota Samarinda ini akan dibuat lebih maju dan lebih indah agar sungai yang sering kita belakangi itu menjadi 'highlight' untuk Kota Samarinda.
Selain sesi Tanya Pemuda, ada sesi acara yang disebut Tantang Pemuda. Acara kemudian berakhir pada pukul 23.00 WITA, dengan harapan pemrakarsa, pemuda dapat berkontribusi dalam pembangunan Kota Samarinda dan menjadi agen perubahan untuk Kota Samarinda.