Teknik Geologi Hadirkan Perspektif Unik dalam FGD KAGAMA, Bedah Dinamika Pengelolaan SDA Kaltim

 Diposting pada: Monday, 28/10/2024, 08:28 WITA
 Penulis: Fajar Alam
Sejalan dengan TPB nomor:
SDGs 15 SDGs 17
Teknik Geologi Hadirkan Perspektif Unik dalam FGD KAGAMA, Bedah Dinamika Pengelolaan SDA Kaltim

Samarinda – Program Studi Teknik Geologi kembali menegaskan eksistensinya dalam kontribusi pemikiran bagi pengelolaan sumber daya alam di Kalimantan Timur. Dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Pra Munas XIV KAGAMA yang digelar di Aula Kantor Bank Kaltimtara, Sabtu (26/10), Ir. Fajar Alam, S.T., M.Ling., IPM, Ketua Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, didaulat menjadi satu di antara dua narasumber utama.

Diskusi yang bertema “Pembelajaran dari Pembangunan Daerah Berbasis Sumber Daya Alam di Kalimantan Timur” ini diselenggarakan oleh PP KAGAMA dan KAGAMA Kaltim sebagai bagian dari pelantikan pengurus baru KAGAMA Kaltim. Hadir dalam acara ini sekitar 150 peserta dari berbagai kalangan, termasuk Ketua Umum PP KAGAMA Ganjar Pranowo, dan perwakilan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, serta sejumlah tokoh senior KAGAMA.

Dalam sesi pemaparannya, Fajar Alam memaparkan sejarah panjang pengelolaan sumber daya alam di Kalimantan Timur, mulai dari tambang batu bara di Palaran pada tahun 1861, tambang minyak di Sanga-Sanga dan Balikpapan sejak 1897, hingga tambang emas di Kelian, Kutai Barat. Menurut Fajar, eksploitasi sumber daya alam ini membawa dampak sosial-ekonomi yang sangat besar.

Seiring berkembangnya industri perkebunan sejak tahun 1990-an dan peningkatan kesadaran terhadap pengelolaan sumber daya berkelanjutan di tahun 2000-an, Fajar menggarisbawahi pentingnya kolaborasi multi pihak serta pendidikan lingkungan. Ia merekomendasikan agar pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat saling berkolaborasi dalam pengelolaan SDA secara berkelanjutan, termasuk melalui pelatihan dan pemantauan berbasis data.

Narasumber kedua, Dr. M.H. Fitriansyah, ST, MM, Kepala BRIDA Kaltim, mengulas proyeksi pembangunan Kalimantan Timur hingga 2045, termasuk keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai pusat pertumbuhan baru. Fitriansyah menekankan bahwa pembangunan IKN dapat memacu transformasi ekonomi dengan mengalihkan fokus dari SDA mentah menuju industri hilir yang lebih produktif dan ramah lingkungan.

Sebagai bagian dari rekomendasinya, Fitriansyah menekankan pentingnya hilirisasi industri, kemandirian pangan, dan penerapan blue economy untuk memanfaatkan posisi strategis ALKI sebagai pusat pertumbuhan berbasis maritim. FGD ini menjadi momentum penting bagi Program Studi Teknik Geologi dan KAGAMA dalam menyumbangkan gagasan inovatif untuk pembangunan Kalimantan Timur yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

Berita lainnya