Mahasiswa Teknik Geologi UMKT Gelar Sharing Session “Susur Sungai Mahakam”
Penulis: Fajar Alam
SAMARINDA – Sebuah kegiatan bertajuk Sharing Session “Susur Sungai Mahakam” digelar oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi “Mahakam” Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) pada Kamis, 21 November 2024. Acara yang berlangsung di Ruang F201 Gedung F FST UMKT ini dihadiri oleh 27 mahasiswa dari Program Studi S1 Teknik Geologi. Kegiatan ini bertujuan memberikan informasi dan wawasan mengenai hasil pengamatan serta diskusi para ahli terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam, khususnya di segmen Dermaga Pasar Pagi Samarinda hingga Dermaga Kutai Lama di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dalam kegiatan tersebut, para peserta mendapatkan paparan terkait potensi DAS Mahakam dalam mendukung kehidupan masyarakat Kalimantan Timur serta isu strategis dalam pengelolaannya. Narasumber yang menyampaikan hasil observasi lapangan adalah lima mahasiswa Teknik Geologi UMKT angkatan 2024, yaitu Ady Hasan Gusmantoro, Alwafi Usman, Muhammad Alfarizi Kurniawan, Hafiizh Rahman Pratama, dan Nabila Septiyani Putri. Mereka sebelumnya telah mengikuti kegiatan “Susur Sungai Mahakam” yang melibatkan pengamatan langsung kondisi lingkungan dan aktivitas masyarakat sepanjang sungai.
Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa sepanjang kawasan sungai dari Dermaga Pasar Pagi hingga Dermaga Kutai Lama dapat dikelompokkan ke dalam beberapa wilayah, seperti kawasan niaga dan pelabuhan, kawasan industri kayu dan pengrajin tahu, kawasan Kota Tua Samarinda, kawasan permukiman masyarakat, kawasan dok kapal dan industri, serta kawasan alami yang belum terganggu. Selain itu, kawasan Kutai Lama juga menjadi salah satu segmen penting dalam pengamatan.
Diskusi juga menghadirkan paparan dari dua ahli, yaitu Pak Misman dan Pak Mislan. Dalam pembahasannya, Pak Misman menyoroti fenomena manusia sentris yang mengabaikan keberlangsungan makhluk hidup lain di ekosistem Sungai Mahakam. Ia juga menekankan bahwa aktivitas masyarakat secara langsung turut merusak ekosistem sungai. Sementara itu, Pak Mislan mengungkapkan potensi kekayaan sumber daya alam di sekitar DAS Mahakam yang terancam oleh erosi, sedimentasi lumpur, dan kerusakan lahan akibat pembangunan di bantaran sungai.
Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi berharap kegiatan ini dapat memantik ide riset lebih lanjut bagi para peserta, seperti kajian tentang pemanfaatan lahan tepi sungai dan potensi gangguannya terhadap ekosistem, analisis laju sedimentasi dan erosi yang berdampak pada morfologi sungai, serta berbagai studi lainnya yang mendukung upaya pelestarian DAS Mahakam. Sharing session ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan peran aktif mahasiswa dalam menjaga keberlanjutan ekosistem Sungai Mahakam.
