Seminar “Potensi Geologi Mahakam Ulu” Tawarkan Wawasan Baru tentang Pembangunan Berkelanjutan

 Diposting pada: Saturday, 30/11/2024, 15:31 WITA
 Penulis: Fajar Alam
Sejalan dengan TPB nomor:
SDGs 11 SDGs 15
Seminar “Potensi Geologi Mahakam Ulu” Tawarkan Wawasan Baru tentang Pembangunan Berkelanjutan

SAMARINDA – Mahasiswa Teknik Geologi Angkatan 2024 Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) menggelar seminar bertajuk Potensi Geologi Mahakam Ulu: Ekosistem dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan pada Sabtu, 30 November 2024. Acara yang berlangsung di Lobi Gedung G Kampus 1 UMKT ini menarik perhatian 75 peserta dari kalangan mahasiswa Teknik Geologi, termasuk Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi "Mahakam".

Seminar ini menghadirkan narasumber berpengalaman, Bapak Ir. Fajar Alam, S.T., M.Ling., IPM, yang memberikan wawasan komprehensif mengenai potensi geologi dan tantangan pembangunan di Kabupaten Mahakam Ulu. Wilayah yang terbentuk sejak masa Hindia Belanda ini resmi menjadi kabupaten pada 2013 dan kini terbagi ke dalam lima kecamatan: Long Pahangai, Long Apari, Long Bagun, Long Hubung, dan Laham. Dengan topografi yang bervariasi dari dataran hingga perbukitan curam, Mahakam Ulu menyimpan berbagai kekayaan alam, mulai dari bahan galian seperti emas, uranium, dan batu bara, hingga potensi geowisata yang memikat.

Paparan dari Fajar Alam

Fajar Alam menyoroti berbagai destinasi geowisata unik di Mahakam Ulu, seperti Batu Dinding Long Melaham, Bukit Batu Mili, air terjun eksotis, pulau-pulau sungai, serta sumber air garam di perbukitan yang telah dimanfaatkan sejak masa kolonial. Namun, tak hanya potensi positif yang menjadi fokus, potensi geologi negatif seperti banjir juga diangkat. “Banjir besar terakhir pada Mei 2024 menunjukkan betapa rawannya wilayah ini, dengan ketinggian air mencapai 1-4 meter dan baru surut setelah sepekan,” ujarnya.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa tantangan utama pembangunan berkelanjutan di Mahakam Ulu adalah keterbatasan infrastruktur dan pentingnya konservasi lingkungan. “Ketiadaan akses jalan memadai, minimnya jaringan komunikasi, dan keterbatasan listrik masih menjadi hambatan utama, baik untuk pengembangan tambang maupun pariwisata geologi,” jelasnya. Sementara itu, eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali berpotensi merusak ekosistem tropis yang kaya.

Pemberian hadiah bagi peserta yang mampu menjawab pertanyaan

Fajar Alam menawarkan solusi melalui konsep Geopark, yang mengintegrasikan pelestarian lingkungan dengan pengembangan ekonomi. “Geopark bisa menjadi model pengelolaan yang melibatkan masyarakat lokal, sekaligus mendorong kolaborasi antar-sektor,” tambahnya.
Hadiah berupa buku tulisan Fajar Alam bertajuk ‘Sejarah Loa Kulu : kejayaan & keruntuhan Kota Tambang Kolonial di Tanah Kutai 1888-1970” diberikan kepada peserta yang mampu menjawab pertanyaan yang diajukan di akhir sesi paparan.

Pemberian cindera mata kepada pembicara

Mahasiswa Teknik Geologi UMKT berharap seminar seperti ini dapat rutin dilaksanakan sebagai wadah untuk memperluas wawasan dan menginspirasi ide-ide baru di kalangan mahasiswa. “Melalui acara seperti ini, kami tidak hanya memahami potensi besar Mahakam Ulu, tetapi juga menyadari tanggung jawab untuk ikut serta dalam menjaga keberlanjutan wilayah ini,” ujar salah satu peserta.

Seminar ini menjadi bukti komitmen generasi muda untuk memahami, melestarikan, dan mengelola sumber daya alam dengan cara yang bijak demi masa depan Mahakam Ulu yang lebih baik.
 

Berita lainnya