KONGRES PII XXIII: INSINYUR INDONESIA SIAP BANGUN MASA DEPAN BERBASIS KEBERDAYAAN LOKAL
Penulis: Fajar Alam
Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Gelaran Kongres Persatuan Insinyur Indonesia (PII) XXIII yang berlangsung di Hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta, mencuri perhatian dengan kemegahannya dan isi yang sarat makna. Acara ini tak hanya menjadi ajang strategis untuk menetapkan kepemimpinan baru periode 2024-2027, tetapi juga menjadi momentum refleksi bagi para insinyur untuk berkontribusi lebih besar dalam pembangunan bangsa.
Ketua program studi Teknik Geologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Ir. Fajar Alam, S.T.,M.Ling.,IPM, turut serta dalam kegiatan, dalam perannya sebagai Pengurus Cabang Persatuan Insinyur Indonesia Kota Samarinda, Bidang Pendidikan dan Profesi. Hadir pula Kepala Pembelajaran Praktik, Ir. Isnaipni, S.T.,M.T. yang menjadi Pengurus Cabang Persatuan Insinyur Indonesia Kota Samarinda sebagai Sekretaris.
Sri Sultan Hamengkubuwono X, dalam pidatonya saat pembukaan pada Kamis (5/12), menggarisbawahi filosofi cipta, rasa, karsa, dan karya yang seharusnya menjiwai langkah insinyur. "Teknologi harus berpihak pada pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, bertumpu pada potensi dan kearifan lokal," tegas Sultan HB X. Ia mengajak para insinyur untuk mengambil peran sebagai pembimbing, fasilitator, konsultan, motivator, hingga pembela pembangunan.

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Basuki Hadimuljono, menjadi magnet lainnya di kongres ini. Dalam presentasinya, ia memaparkan inti dari buku terbarunya, Delivered – Proses, Strategi dan Values Basuki Hadimuljono, yang mengupas strategi kerja efektif dalam lima tahapan: Programming, The Power of Simplicity, Self-Driving, Rhyme Rock n Roll Speed, dan Governance. "Kunci sukses adalah keseimbangan antara fokus dan keluwesan, sesuai situasi di lapangan," ujar Basuki, yang juga mengisyaratkan perlunya keselarasan antara infrastruktur dan keberlanjutan.
Kongres ini turut diramaikan dengan pameran UMKM dan inovasi teknik, termasuk alat tadah dan saring air hujan karya vokasi Universitas Gadjah Mada, yang mendapat sorotan khusus. Tidak ketinggalan, produk-produk bertema PII seperti pin, kaus, dan gantungan kunci menjadi suvenir favorit para peserta.
Pesona Yogyakarta juga menambah kesegaran atmosfer acara, yang dihadiri 1.300 insinyur aktif serta 250 undangan khusus. Panitia mencatat, total anggota terdaftar PII kini mencapai 90 ribu orang—sebuah angka yang mencerminkan semangat kolektif membangun Indonesia.

Seorang peserta berbagi pandangan, "Kongres ini bukan sekadar ajang seremonial. Pemimpin PII punya peluang besar untuk masuk kabinet, asalkan kapabilitasnya terbukti."
Dengan spirit membangun berbagai sektor sesuai kompetensi, Kongres PII XXIII membuktikan bahwa insinyur Indonesia tak hanya hadir sebagai inovator, tetapi juga sebagai penjaga arah pembangunan yang berkelanjutan. Pesan dari Yogyakarta ini pun menjadi pengingat akan peran vital insinyur dalam menggerakkan masa depan bangsa.