In Memoriam: Prof. Raden Prajatna Koesoemadinata (29 Januari 1936 – 18 Agustus 2025) - Bapak Geologi Migas Indonesia

 Diposting pada: Monday, 18/08/2025, 12:56 WITA
 Penulis: Fajar Alam
In Memoriam: Prof. Raden Prajatna Koesoemadinata (29 Januari 1936 – 18 Agustus 2025) - Bapak Geologi Migas Indonesia

Prof. Raden Prajatna Koesoemadinata (sering disingkat RPK) lahir di Bandung pada 29 Januari 1936, sebagai putra keempat dari Raden Machjar Angga Koesoemadinata, seorang cendekiawan musik Sunda. Ia tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan kesenian dan memiliki saudara-saudara yang berkiprah di berbagai bidang keilmuan. Latar belakang keluarganya mencerminkan tradisi intelektual yang kuat.

Memilih jalur akademik geologi karena hasratnya terhadap petualangan dan alam, RPK menempuh studi geologi di Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Alam Universitas Indonesia (kini ITB). Ia kemudian meraih gelar D.Sc dari Colorado School of Mines pada tahun 1968, dan diangkat sebagai profesor geologi di ITB pada 1986, menandai puncak perjalanan akademiknya. Sepanjang kariernya, RPK fokus pada sedimentologi, eksplorasi sumber daya energi, dan khususnya geologi minyak dan gas bumi.

Sebagai tokoh penting dalam geologi migas nasional, RPK menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) pada tahun 1973–1975. Kiprahnya diakui secara internasional saat ia menerima Special Commendation Award dari American Association of Petroleum Geologists (AAPG) pada tahun 1994. Meski resmi pensiun pada 2001, RPK tetap aktif mengajar berbagai mata kuliah inti seperti geologi eksplorasi, georiset, sedimentasi karbonat, dan geologi bawah permukaan hingga akhir hayatnya .

Selain karya akademiknya, beliau juga meluncurkan buku monumental An Introduction into The Geology of Indonesia pada tahun 2020, sebuah rujukan penting bagi eksplorasi energi dan mineral di tanah air . Buku ini dirancang dengan saksama, berisi ulasan sejarah dan perkembangan riset geologi Indonesia sejak masa kemerdekaan hingga era modern , dan mendapat pengakuan sebagai salah satu acuan utama dalam industri energi nasional.

Bukan hanya akademikus, RPK juga diganjar kedudukan sebagai Guru Besar Emeritus di ITB. Ia aktif mengambil bagian dalam studi geologi regional, termasuk penelitian lapangan terhadap artefak pra-sejarah di Bandung yang membuka wawasan mengenai peradaban logam dan danau purba daerah tersebut . Penelitiannya turut memperkaya diskursus tentang sejarah geologi dan kebudayaan lokal.

Kehadirannya dalam dunia akademik, penulisan ilmiah, dan praktik eksplorasi migas mencerminkan dedikasi seumur hidup yang Ia tingkatkan lewat pengajaran, konsultasi industri, dan advokasi terhadap pengembangan ilmu geologi. RPK wafat pada 18 Agustus 2025, meninggalkan warisan yang mendalam bagi ilmu kebumian dan para generasi ahli geologi Indonesia.


---

Referensi:

  • Direktorat Kealumnian dan Pengembangan Karier. (2020, November 13). R. P. Koesoemadinata (Father of Indonesian Oil and Gas Geology). ITB Alumni.
  • Myedisi. (2025, January 31). Menyelami Kompleksitas Geologi Indonesia, Edisi 31 Januari 2025. Koran Gala.
  • Antara News. (2020, November 16). Menteri ESDM: Buku karya Prof Koesoemadinata rujukan eksplorasi energi. Antara.
  • SilaNews. (2024, August 13). Diungkap Guru Besar ITB – R.P Koesoemadinata, Peradaban Logam Telah Ada di Bandung Sejak 300 Tahun Lalu. SilaNews.
  • Wikipedia Bahasa Indonesia. (n.d.). R. Prajatna Koesoemadinata. Retrieved 2025, from Wikipedia.
Berita lainnya