Dari UMKT ke Korea Selatan, Dwi Astri Andriani Ukir Prestasi di Kancah Internasional
Penulis: Raisha Azzahro
umkt.ac.id, Samarinda - Lingkungan akademik yang suportif menjadi fondasi penting bagi lahirnya prestasi mahasiswa. Hal inilah yang dirasakan langsung oleh Dwi Astri Andriani, mahasiswa profesi ners Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), yang baru saja menorehkan capaian membanggakan melalui partisipasinya dalam dua ajang internasional, yakni lomba esai ‘Asic 5th International’ diselenggarakan oleh Aipnema serta International Congress of Diabetes and Metabolism (ICDM) di Seoul, Korea Selatan.
Ketertarikan Dwi pada dunia kepenulisan telah tumbuh sejak awal masa perkuliahan. Ia mengaku, UMKT memberikan ruang yang luas untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa, melalui berbagai lokakarya (workshop) menulis dan informasi lomba yang rutin dibagikan. Dukungan bersifat material yang diberikan UMKT membuat para mahasiswa lebih percaya diri untuk mencoba peluang belajar di tingkat nasional hingga internasional.
Kesempatan mengikuti lomba internasional bermula dari dorongan dosen yang menginformasikan adanya call for abstract. Berbekal semangat mencoba, Dwi mengirimkan abstrak dan tidak menyangka berhasil lolos hingga ke tahap presentasi internasional. Dalam ajang ICDM, ia mengangkat isu diabetes pada anak, sebuah topik yang relevan dengan kondisi kesehatan di Indonesia. Proses persiapannya tidak singkat, mulai dari penulisan abstrak, penyusunan dan revisi poster, hingga pengurusan administrasi perjalanan ke luar negeri, yang harus dijalani di tengah kesibukannya menjalani profesi ners di rumah sakit.
Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama konferensi. Dwi mengakui kemampuan Bahasa Inggrisnya masih dasar, sehingga ia harus meluangkan waktu khusus untuk kembali belajar, memperkaya kosakata, dan melatih komunikasi agar lebih siap saat presentasi di Korea. Meski demikian, tantangan tersebut justru menjadi pemicu untuk terus berkembang dan tidak ragu menghadapi keterbatasan diri.
Pengalaman berkompetisi di tingkat internasional memberikan kesan yang sangat berbeda dibandingkan ajang nasional. Dwi bertemu dengan peserta dari berbagai negara dan latar belakang akademik, termasuk mahasiswa S2 dan S3, bahkan peneliti di bidang kesehatan. Dari interaksi tersebut, ia banyak belajar bahwa semangat untuk terus belajar tidak mengenal jenjang pendidikan maupun usia. Ia juga menyadari bahwa ide dan tulisannya masih bisa terus dikembangkan dengan melihat berbagai gagasan luar biasa dari peserta lain.
Momen paling berkesan bagi Dwi adalah kesempatan berangkat ke Korea Selatan melalui skema grand travel yang menanggung biaya perjalanan dan pengurusan paspor. Meski sistem pembiayaan dilakukan secara reimburse, UMKT memberikan dukungan penuh sejak awal, mulai dari dana bantuan, akomodasi, hingga pendampingan selama kegiatan berlangsung. Dukungan ini menjadi hal yang sangat ia syukuri, karena tidak semua mahasiswa mendapatkan kesempatan serupa.
Peran dosen pembimbing, khususnya Ibu Joanggi dan Ibu Tri dari Fakultas Ilmu Kesehatan UMKT, dirasakan sangat besar dalam perjalanan prestasinya. Kedua dosen tersebut tidak hanya membimbing secara akademik, tetapi juga memotivasi dan mendampingi Dwi selama kegiatan di Korea. Di tengah kesibukan sebagai dosen, mereka tetap meluangkan waktu untuk memastikan mahasiswa bimbingannya dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan baik.

Sepulang dari Korea, Dwi aktif berbagi pengalaman kepada teman-temannya, mulai dari budaya, kebiasaan hidup, hingga dinamika akademik di luar negeri. Ia berharap ceritanya dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa UMKT lainnya untuk berani bermimpi dan melangkah ke kancah internasional. Baginya, prestasi yang diraih bukan hanya pencapaian pribadi, melainkan bagian kecil dari deretan prestasi mahasiswa UMKT yang terus berkembang.
Melalui kontribusinya di ajang internasional, Dwi berharap dapat menambah nilai positif sekaligus memperkenalkan UMKT di tingkat global. Ia juga menyampaikan pesan sederhana namun bermakna kepada seluruh mahasiswa, yakni jangan takut gagal, jangan lelah untuk berusaha, dan teruslah menulis. Menurutnya, dari kegagalan seseorang bisa belajar, dan dari tulisan, seseorang bisa berbagi manfaat bagi orang lain.
“UMKT keren! Karena dari UMKT, saya bisa belajar, bertumbuh, dan terus berprestasi hingga saat ini,” tutup Dwi. Ia menegaskan bahwa dukungan kampus menjadi bagian tidak terpisahkan dari perjalanan prestasinya.
Penulis: Raisha Azzahro