Guru – Cerminan Masa Depan Bangsa
Penulis: FKIP
By Khusnul Khatimah, S.Pd., M.Pd – Dosen Pend. Bhs. Inggris-UMKT
”Guru, pahlawan tanpa tanda jasa”. Kalimat tersebut sering digunakan untuk menggambarkan keistimewaan profesi guru. Setidaknya satu tahun sekali tiap memperingati Hari Guru kalimat tersebut menjadi jurus ampuh untuk menyuarakan betapa istimewanya profesi guru. Tahun 2022 ini setidaknya menjadi semangat baru setelah dua tahun memperingati Hari Guru tanpa agenda kegiatan upacara seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dua tahun pandemi covid-19 menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pembalajaran dilaksanakan dengan menggunakan berbagai metode untuk tetap memastikan murid tetap menerima pembelajaran. Namun demikian, permasalahan lain muncul karena guru dan murid dipaksa untuk beradaptasi dengan keadaan baru yangmana tidak semua sekolah memiliki ketersediaan fasilitas pembelajaran baru. Setelah dua tahun beradaptasi dengan pembelajaran baru, tahun ini bisa jadi guru mulai berbenah dan menjadi titik balik untuk kembali meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dengan gambaran diatas, Guru dianggap sebagai batu pijakan pertama yang memiliki tanggung jawab besar dan mulia dalam dunia pendidikan. Selain bertugas mencerdaskan tapi juga memiliki peran membentuk moral murid atau peserta didik. Tanggung jawab besar tersebut tentunya harus dibarengi dengan dukungan baik dari dalam maupun luar dari guru itu sendiri. Jangan sampai kita hanya menuntut terlaksananya pendidikan yang baik dan terciptanya generasi penerus yang cerdas, tapi kita tidak memikirkan nasib guru itu sendiri.
Kualitas Guru, Kunci Pendidikan Berkualitas
Memberikan pembelajaran bukan merupakan tugas yang mudah. Penguasaan pengajar dalam menyampaikan pembelajaran menjadi salah satu kunci keberhasilan pengajaran. Hal tersebut tentu dipengaruhi oleh kualitas pengajar atau guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Kualitas guru diihat dari kompetensi dan kemampuan mengajar. Kualitas seorang guru mempengaruhi kualitas pendidikan yang ia berikan pada muridnya, yang lebih luas lagi berpengaruh pada kualitas pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan hasil survei dari World Bank pada tahun 2020, dikatakan bahwa kualitas guru di Indonesia masih cukup rendah. Tingkat pendidikan guru sudah cukup tinggi yangmana rata-rata guru merupakan lulusan Strata 1 (S1). Namun jenjang pendidikan bukan satu-satunya cara mengukur kualitas guru itu sendiri. Kemampuan dalam menyampaikan pembelajaran juga penting untuk mengukur kualitas seorang guru. Guru perlu dibekali kompetensi mengajar melalui berbagai kegiatan penunjang seperti pelatihan, pengembangan wawasan dan lainnya. Kualitas guru yang baik akan mendorong peningkatan kualitas pendidikan.
Menilik Kesejahteraan Guru
Tentu kita ingat kisah Keishia Thorpe, pemenang penghargaan guru terbaik di dunia oleh UNESCO pada tahun 2021. Kisah guru asal Amerika Serikat yang mengajar anak-anak imigran di sekolah menengah tersebut menggambarkan bahwa menjadi seorang guru juga melibatkan keikhlasan dan komitmen tinggi untuk mendidik murid-muridnya.
Di Indonesia sendiri, komitmen seorang guru dalam mendidik tentunya tidak semata-mata menggambarkan ungkapan ”pahlawan tanpa tanda jasa”. Tidak dapat dipungkiri bahwa profesi guru juga berorientasi pada ”penghasilan”. Apalagi dengan kondisi pengangguran di Indonesia yang tidak sedikit pula. Namun apabila dilihat, kesejahteraan guru masih bisa dikatakan belum tercapai, hal ini tentunya jauh dibanding dengan ASN yang bekerja pada kementerian sultan, katanya.
Pada tahun 2022 ini, muncul isu penghapusan tunjangan sertifikasi guru. Bukan tidak mungkin hal ini menimbulkan pro dan kontra. Pemerintah menginisiaai program lain untuk memberikan tunjangan profesi bagi guru. Tapi apakah ini akan berjalan sedemikian rencananya? apakah kesejahteraan guru yang meningkat akan berbanding lurus dengan kualitas pendidikan di Indonesia? Semua bukan tidak mungkin, tanggung jawab yang besar untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa harus dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru itu sendiri. Banyak survei yang menyatakan angka kesejahteraan guru di Indonesia masih di bawah rata-rata. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk memastikan kesejahteraan guru yang seharusnya berbanding lurus dengan tuntutan tanggung jawab guru yang tidak mudah.
Relasi Kesejahteraan Guru dan Pendidikan Berkualitas Demi Masa Depan Bangsa
Tanggung jawab dan tugas guru untuk mencerdaskan bangsa bukan isapan jempol semata. Mulai dari pendidikan anak usia dini hingga pada jenjang pendidikan tinggi, guru atau tenaga pendidik memiliki tanggung jawab yang besar. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, selain mencerdaskan, guru juga memiliki peran membentuk moral. Tugas tersebut harus dibarengi dengan kualitas guru itu sendiri agar mampu mengajar dan mendidik murid-muridnya dengan baik. Tapi apakah tuntutan tersebut telah selaras dengan kesejahteraan guru? Kita menuntut kualitas guru dalam memberikan pengajaran, tapi kita lupa bahwa peran ”pahlawan tanpa tanda jasa” tidak boleh dimaknai sebelah mata. Peningkatan kesejahteraan guru akan mendorong semangat dan etos kerja yang baik pula, sehingga kualitas pendidikan juga akan meningkat. Yangmana kualitas pendidikan menjadi cerminan kualitas sumber daya manusia. Bangsa yang cerdas tercipta dari akses pendidikan yang layak dan berkualitas.