Tanpa Stigma, Tanpa Takut: Membangun Ruang Aman untuk Edukasi HIV

 Diposting pada: Monday, 01/12/2025, 10:16 WITA
 Penulis: Raisha Azzahro
Sejalan dengan TPB nomor:
SDGs 3 SDGs 11
Tanpa Stigma, Tanpa Takut: Membangun Ruang Aman untuk Edukasi HIV

umkt.ac.id, Samarinda - Setiap tanggal 1 Desember, adanya peringatan Hari AIDS Sedunia sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran terhadap HIV–AIDS sekaligus menguatkan dukungan bagi mereka yang terdampak. Hari peringatan ini adalah ajakan untuk memahami isu kesehatan global yang masih dipenuhi stigma. Di lingkungan kampus, pembahasan mengenai HIV menjadi sangat penting karena mahasiswa adalah kelompok yang berada pada fase produktif, baik dalam menerima informasi maupun menyebarkan pemahaman yang benar kepada masyarakat.

Stigma terhadap Orang dengan HIV (ODHIV) masih menjadi tantangan besar. Banyak orang enggan melakukan tes HIV atau mengakses layanan kesehatan karena takut dicap negatif oleh lingkungan. Diskriminasi juga menimbulkan dampak psikologis yang serius, mulai dari rasa malu, takut, hingga menurunnya semangat hidup. Bentuk-bentuk stigma sering kali muncul tanpa disadari, seperti menjauh dari seseorang karena status HIV-nya, berasumsi buruk, atau menyebarkan informasi salah terkait penularan. Kondisi ini membuat deteksi dini terhambat, padahal pemeriksaan adalah kunci pencegahan dan penanganan HIV.

Salah satu akar stigma adalah minimnya literasi mengenai cara penularan HIV. Banyak orang masih meyakini hal-hal keliru, seperti menganggap bahwa HIV dapat menular melalui bersalaman, berbagi alat makan, menggunakan toilet yang sama, atau sekadar berada di ruangan yang sama. Padahal, semua itu tidak menularkan HIV.

Penularan HIV hanya dapat terjadi melalui hubungan seksual berisiko tanpa kondom, penggunaan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian, transfusi darah yang tidak aman, serta dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Miskonsepsi yang terus berkembang inilah yang memperkuat diskriminasi. 

Sebagai institusi pendidikan, UMKT berkomitmen menciptakan ruang yang inklusif, humanis, dan bebas stigma dalam mengangkat isu kesehatan reproduksi, termasuk HIV–AIDS. Kampus menjadi tempat yang tepat untuk menumbuhkan budaya literasi kesehatan sekaligus ruang diskusi yang aman bagi mahasiswa.

Komitmen ini diwujudkan melalui dorongan untuk membangun pemahaman berbasis data dan fakta, serta menumbuhkan keberanian untuk membicarakan topik-topik kesehatan secara terbuka dan ilmiah.

UMKT juga telah melaksanakan berbagai program nyata dalam edukasi HIV–AIDS. Pada tingkat akademik, UMKT memiliki mata kuliah khusus yang membahas asuhan keperawatan pada klien HIV/AIDS yang mencakup penanganan, konseling, hingga perawatan pasien HIV pada anak.

Selain itu, beberapa kegiatan pengabdian masyarakat oleh UMKT turut dilaksanakan untuk memastikan edukasi HIV menjangkau kelompok rentan, di antaranya penyuluhan HIV/AIDS bagi ibu hamil, edukasi HIV–AIDS oleh dosen dan mahasiswa keperawatan, sosialisasi kepada pelajar SMA mengenai pengetahuan dasar HIV–AIDS yang disebabkan oleh LGBT, dan edukasi publik melalui media sosial serta publikasi karya tulis ilmiah yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa.

Rangkaian kegiatan ini menunjukkan bahwa UMKT tidak hanya hadir sebagai institusi pendidikan, tetapi juga sebagai agen perubahan kesehatan masyarakat. Mahasiswa memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan. Melalui literasi yang kuat, mahasiswa mampu melawan stigma dengan menyebarkan pemahaman yang benar dan menumbuhkan empati. Beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan antara lain tidak menyebarkan hoaks atau informasi tidak akurat tentang HIV, menjaga penggunaan bahasa agar tidak menyinggung atau mendiskriminasi, dan menghargai privasi teman atau orang lain terkait status kesehatannya. Tindakan kecil ini memiliki dampak besar dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan nyaman bagi semua.

Pencegahan tetap menjadi kunci penting dalam upaya menekan HIV. Edukasi perilaku dengan menghindari cara penularan harus terus digaungkan. Melakukan tes HIV secara berkala juga sangat dianjurkan sebagai bentuk deteksi dini. Menjaga diri bukan hanya soal masing-masing individu, tetapi juga bentuk tanggung jawab kepada masyarakat dalam membentuk  lingkungan  yang sehat dan aman.

Hari AIDS Sedunia mengajak kita untuk bergerak dari memahami, peduli, dan berempati. Dengan menghapus stigma dan membuka ruang edukasi yang inklusif, kita dapat membangun lingkungan kampus yang lebih sehat, aman, dan saling mendukung.

Tanpa stigma dan tanpa takut, UMKT bersama mahasiswa siap menciptakan ruang aman bagi edukasi HIV.

 

 

Penulis: Raisha Azzahro

Sumber Gambar: Freepik

Tags:
Artikel & Opini
Berita lainnya